Siapa yang tidak kenal dengan AS Roma? Klub yang bermarkas di Roma ini sudah sering berkompetisi di Liga Serie A Italia. Didirikan pada tahun 1927, tim ini baru 3 kali mendapatkan kemenangan di liga domestic yakni pada edisi pada tahun 1941, 1982, dan yang terakhir pada tahun 2000an. Sementara itu, untuk Coppa Italia, mereka sudah berhasil memborong trofi sebanyak 9 kali sampai sejauh ini. tim ini memiliki logo Serigala dengan bagian putting susu yang terlihat. Namun siapa sangka hal itu menjadi ‘masalah’.
TV Iran melakukan kebijakan khusus dengan menyensor gambar putting susu serigala yang ada di logo kesebelasan Liga Serie A Italia, AS Roma. Memang I Lupi memiliki logo bergambar seekor serigala yang sedang menyusui dua bayi lelaki. Makna dari logo itu diambil dari mitos Remus dan juga Romulus yang mana dipercaya sebagai asal muasal dari kota Roma yang merupakan ibu kota kekaisaran Romawi.
Cerita serigala yang mana menyusui Remus dan Romulus itu akhirnya diabadikan sebagai simbol kebanggaan klub ibu kota negara Italia itu.
Kebijakan dari Voice and Vision TV
Stasiun TV di Iran pun menghadirkan cerita tersendiri ketika menayangkan secara langsung leg pertama perempat final Liga Champions 2017/2018. Dan tepatnya ketika Barcelona menjamu Roma di Stadion Camp Nou pada hari Rabu (4/4) malam waktu setempat. TV Nasional Iran tersebut bernama Voice and Vision TV yang menjadi salah satu stasiun TV yang mendapatkan hak siar menayangkan Liga Champions rupaya tak ingin menampilkan logo Serigala Roma yang seutuhnya.
Voice and Vision TV melakukan sensor di bagian putting gambar serigala itu karena kebijakan ketat dari negara Republik Islam Iran yang tak boleh menampilkan organ vital atau pun gambar yang menurut kebijkan mereka tak patut.
Dapat Sindiran dari Jurnalis Iran
Dalam sesi analisis sebelum pertandingan, logo Barcelona memang ditampilkan di TV itu. namun giliran logo AS Roma, gambar di bagian putting serigala diburamkan oleh stasiun TV itu. sontak saja, kebjikan TV nasional Iran tersebut mendapatkan sindiran dari salah satu jurnalis asal Iran yang berbasis di Denmark. Ia lah Mehdi Rostampour yang menyindirnya lewat media sosial Telegram.
“Dalam 3000 tahun, Remus dan juga Romulusp Cuma kehilangan susu ibu mereka, namun TV Iran juga melarang link pulsa777 mereka menyusu dari serigala,” begitu lah tulisan Mehid dari akun Telegramnya, dilansir dari CNN Indonesia.
Yang menarik adalah akun Twitter dari klub AS Roma berbahasa Inggris pun melontarkan cuitan yang menanggapi sensor TV Iran tersebut dengan candaan. Di sana terdapat dua logo AS Roma, yang di sebelah kiri adalah logo AS Roma yang belum tersensor, dan di atasnya tertuliskan IF YOU DON’T LOVE ME AT MY. Kemudian yang kanan, logo AS Roma sudah disensor dan di atasnya tertuliskan THEN YOU CAN STILL LOVE ME AT MY. Candaan seperti ini pasalnya sedang ramai digunakan di Twitter.
Di leg pertama perempat final laga Liga Champions, AS Roma harus dihajar habis sang tuan rumah, Barcelona dengan skor 1-4. Situasi tersebut membuat peluang I Lupi untuk melenggang ke semi final makin tipis saja.
Roma juga harus menang lebih dari 3 gol atau 3-0 atas Barcelona di Stadion Olimpico di leg kedua pada Selasa (10/4) malam waktu setempat apabila mereka ingin lolos ke semifinal.